Sejarah Sumedanglarang
I. ASAL KATA “SUMEDANG”
II. ASAL MULA SUMEDANG
Asal mula Sumedang berasal dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih ( 678 - 721 M
) putra Aria Bima Raksa / Ki Balagantrang Senapati Galuh cucu dari
Wretikandayun pendiri Kerajaan Galuh. Kerajaan Tembong Agung berada di
Citembong Girang Kecamatan Ganeas Sumedang kemudian pindah ke kampung
Muhara Desa Leuwi Hideung Kecamatan Darmaraja. Pada masa Prabu
Tajimalela ( 721 - 778 M ) putra dari Guru Aji Putih di bekas Kerajaan Tembong Agung didirikan
Kerajaan Sumedang Larang. Sumedang Larang berarti tanah luas yang
jarang bandingnya” (Su= bagus, Medang = luas dan Larang = jarang
bandingannya).
Masa kejayaan Sumedang Larang pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun (1578 – 1601 M)
ketika pada masa pemerintahan Pangeran Santri / Pangeran Kusumahdinata I
raja Sumedang Larang ke-8 ayah dari Prabu Geusan Ulun pada tanggal 22
April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan Idul Fitri di Keraton Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan), Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot
membawa pusaka Pajajaran dan alas parabon untuk di serahkan kepada
penguasa Sumedang Larang pada waktu itu dan pada masa itu pula Pangeran Angkawijaya / Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun sebagai
nalendra penerus kerajaan Sunda Padjajaran dan Raja Sumedang Larang
ke-9. Ketika dinobatkan sebagai raja Prabu Geusan Ulun berusia +
23 tahun menggantikan ayahnya Pangeran Santri yang telah tua dan pada
tanggal 11 Suklapaksa bulan Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579
M kerajaan Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten
Yang
akhirnya Sumedang mewarisi wilayah bekas wilayah Padjajaran dengan
wilayahnya meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu
Surawisesa dengan batas meliputi; Sungai Cipamali (daerah Brebes
sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat, Samudra
Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak
termasuk wilayah Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan
Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, wilayah
Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat sekarang
tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon
sekarang menjadi bagian Jawa Barat. sehingga Prabu Geusan Ulun mendapat
restu dari 44 penguasa daerah Parahiyangan yang terdiri dari 26 Kandaga Lante, Kandaga Lante adalah semacam Kepala yang satu tingkat lebih tinggi dari pada Cutak (Camat) dan 18 Umbul dengan cacah sebanyak + 9000 umpi. Pemberian pusaka Padjajaran pada tanggal 22 April 1578 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadinya Kabupaten Sumedang.
Peristiwa penobatan Prabu Geusan Ulun sebagai Cakrawarti atau Nalendra
merupakan kebebasan Sumedang untuk mengsejajarkan diri dengan kerajaan
Banten dan Cirebon. Arti penting yang terkandung dalam peristiwa itu
ialah pernyataan bahwa Sumedang menjadi ahli waris serta
penerus yang sah dari kekuasaan Kerajaan Pajajaran di Bumi
Parahiyangan. Pusaka Pajajaran dan beberapa atribut kerajaan yang dibawa
oleh Senapati Jaya Perkosa dari Pakuan dengan sendirinya dijadikan
bukti dan alat legalisasi keberadaan Sumedang, sama halnya dengan pusaka
Majapahit menjadi ciri keabsahan Demak dan Mataram.
III. DARI MASA KERAJAAN KE MASA KABUPATEN
Pada
tahun 1601 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya
Pangeran Aria Soeriadiwangsa, pada masa Aria Soeriadiwangsa kekuasaan
Sumedang Larang di daerah sudah menurun dan Mataram melakukan perluasan
wilayah ke segala penjuru tanah air termasuk ke Sumedang. Pada waktu itu
Sumedang Larang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan yang
akhirnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa pergi ke Mataram untuk menyatakan Sumedang menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Wilayah bekas kerajaan Sumedang Larang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan” yang berarti daerah yang berasal dari pemberian yang timbul dari hati yang ikhlas dan Pangeran Aria Soeriadiwangsa diangkat menjadi Bupati Sumedang pertama dan diberi gelar Rangga Gempol I
(1601 – 1625 M). Sumedang menjadi bagian dari wilayah Mataram karena
Pangeran Aria Soeriadiwangsa I mengganggap ; 1. Sumedang sudah lemah
dari segi kemiliteran, 2. menghindari serangan dari Mataram karena waktu
itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram
lebih kuat daripada Sumedang dan 3. menghindari pula serangan dari
Cirebon dan VOC. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan
menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati,
untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran
Rangga Gempol I adalah Bupati Sumedang yang merangkap sebagai Bupati
Wadana Priangan pertama (1601 – 1625 M).
Yang akhirnya wilayah Sumedang Larang pada
masa Prabu Geusan Ulun menjadi wilayah Sumedang sekarang. Berakhirlah
sudah kerajaan Sunda terakhir Sumedang Larang di Jawa Barat Sumedang
memasuki era baru yaitu Kabupaten pada tahun 1620 sampai sekarang.
Sejak menjadi Kabupaten, Bupati yang memimpin Sumedang sampai tahun 1949
merupakan keturunan langsung dari Prabu Geusan Ulun (lihat masa
pemerintahan) tetapi pada tahun 1773 – 1791 yang menjadi Bupati Sumedang
adalah Bupati penyelang / sementara dari Parakan Muncang. Menggantikan
putra Bupati Surianagara II yang belum menginjak dewasa Rd. Djamu atau
terkenal sebagai Pangeran Kornel.
IV. LETAK IBUKOTA KERAJAAN DAN KABUPATEN ( 678 – 1706 M )
BEKAS IBUKOTA KERAJAAN
No.
|
NAMA TEMPAT
|
TAHUN
|
MASA PEMERINTAHAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Tembong Agung - Leuwi Hideung Darmaraja
|
678 – 893
|
- Prabu Guru Aji Putih
- Prabu Tajimalela.
- Prabu Lembu Agung
|
- Raja Tembong Agung.
- Raja Sumedang Larang 1
- Raja Sumedang Larang 2
|
2.
|
Ciguling – Pasanggrahan Sumedang Selatan
|
893 – 1530
|
- Prabu Gajah Agung.
- Prabu Pagulingan.
- Sunan Guling.
- Prabu Tirtakusumah.
- Nyi Mas Patuakan
|
- Raja Sumedang Larang 3
- Raja Sumedang Larang 4
- Raja Sumedang Larang 5
- Raja Sumedang Larang 6
- Raja Sumedang Larang 7
|
3.
|
Kutamaya - Padasuka
|
1530 – 1578
|
Ratu Pucuk Umum / Pangeran Santri
|
- Raja Sumedang Larang 8
|
4.
|
Dayeuh Luhur - Ganeas
|
1578 - 1601
|
Prabu Geusan Ulun
|
- Raja Sumedang Larang 9
|
BEKAS IBUKOTA KABUPATIAN
No.
|
NAMA TEMPAT
|
TAHUN
|
MASA PEMERINTAHAN
|
1.
|
Tegal Kalong – Sumedang Utara
|
1601 – 1625
|
Rangga Gempol I.
|
2.
|
Canukur Sukatali - Situraja
|
1601 - 1625
|
Rangga Gede
|
3.
|
Parumasan
|
1625 - 1633
|
Rangga Gede.
|
4.
|
Tenjo Laut Cidudut - Conggeang
|
1633 - 1656
|
Rangga Gempol II
|
5.
|
Sulambitan – Sumedang Selatan
|
1656 - 1706
|
Pangeran Panembahan
|
6.
|
Regol Wetan – Sumedang Selatan
|
1706 - sekarang
|
Dalem A
|
jual viagra
BalasHapusviagra asli
obat kuat viagra
viagra jakarta
obat kuat jakarta
pil biru
jual viagra
viagra asli
obat kuat viagra
viagra jakarta
obat kuat jakarta
pil biru
toko viagra
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
viagra asli
viagra